Tugas 2 !
1.Apa yang dimaksut dengan kemiskinan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli !
Dalam praktek, negara kaya
mempunyai garis kemiskinan relatif yang
lebih tinggi dari pada negara
miskin seperti pernah dilaporkan oleh
Ravallion
(1998
: 26).
Paper tersebut menjelaskan mengapa, misalnya, angka
kemiskinan resmi (official
figure) pada awal tahun 1990-an mendekati 15
persen di Amerika Serikat dan
juga mendekati 15 persen di Indonesia
(negara yang jauh lebih miskin).
Artinya, banyak dari mereka yang
dikategorikan miskin di Amerika
Serikat akan dikatakan sejahtera menurut
standar
Indonesia.
Soetandyo Wignjosoebroto dalam
“Kemiskinan Struktural : Masalah dan Kebijakan”
yang dirangkum oleh Suyanto (1995:59) mendefinisikan
“Kemiskinan
struktural adalah kemiskinan yang
ditengarai atau didalihkan bersebab dari
Analisis dan kondisi struktur,
atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan”.
Dikatakan tak menguntungkan
karena tatanan itu tak hanya menerbitkan
akan tetapi (lebih lanjut dari
itu!) juga melanggengkan kemiskinan di dalam
masyarakat.
“Kemiskinan, Kebudayaan, dan
Gerakan Membudayakan Keberdayaan”
yang dirangkum oleh Suyanto (1995:59) mendefinisikan
“Kemiskinan adalah suatu
ketidak-berdayaan”.
Keberdayaan itu sesungguhnya
merupakan fungsi kebudayaan. Artinya,
berdaya tidaknya seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat dalam
kenyataannya akan banyak
ditentukan dan dipengaruhi oleh determinandeterminan
sosial-budayanya (seperti posisi,
status, dan wawasan yang
dipunyainya). Sebaliknya, semua
fasilitas sosial yang teraih dan dapat
didayagunakan olehnya, akan ikut
pula menentukan keberdayaannya kelak
di dalam pengembangan dirinya di
tengah masyarakat. Acapkali timbul
suatu rasa pesimis di kalangan
orang miskin dengan merasionalisasi
keadaannya bahwa hal itu “sudah
takdir”, dan bahwa setiap orang itu
sesungguhnya sudah mempunyai
suratan nasibnya sendiri-sendiri, yang
mestinya malah harus disyukuri.
Oleh karena itu, Soetandyo menyarankan ditingkatkannya “Gerakan Membudayakan
Keberdayaan” pada lapisan
masyarakat bawah
2.Maksud pertumbuhan dan pemerataan dalam konteks pembangunan
ekonomi Indonesia selama ini !
Tujuan dari pembangunan adalah
kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama merupakan tujuan pembangunan yang
ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan
pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber
daya manusia yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama. Dari segi
pendidikan, Indonesia masih mengalami masalah ketidakmerataan pendidikan.
Rendahnya tingkat pendidikan akan mengakibatkan rendahnya produktivitas dan
berakibat pula pada rendahnya tingkat pendapatan. Kesenjangan tingkat
pendidikan mengakibatkan adanya kesenjangan tingkat pendapatan yang semakin
besar. Pemerataan hasil pembangunan perlu diupayakan supaya pembangunan dapat
dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pemerataan pendidikan dan pemerataan
fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya penting yang diharapkan
meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dengan menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Dan banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah
sebagai upaya untuk meningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangynan Indonesia,
sebagai contoh dengan mengefisiensikan penerimaan pajak, meningkatkan
perdagangan dengan luar negeri, meningkatkan investasi langsung dan lain
sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar