Sabtu, 28 Desember 2013

Anomali IHSG Akibat Pelemahan Rupiah (Tulisan 19 Softskill)


Anomali IHSG Akibat Pelemahan Rupiah

Reli yang dialami bursa Amerika menjelang libur panjang tidak mampu mengerek indeks. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali bergerak anomali melawan pergerakan bursa regional yang hampir semuanya positif. Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG turun 12 poin (0,23 persen) ke level 4.178,66.

Indeks sempat menguat setelah aksi jual pada harga tinggi (sell on strength) pada pembukaan perdagangan, namun akhirnya berbalik arah.

Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda, mengatakan ekspektasi negatif atas masa depan perekonomian Indonesia 2014 menjadi faktor dominan yang menyebabkan indeks tertekan. "Pelaku pasar yang mulai mengkhawatirkan manfaat imbal hasil saham akhirnya cenderung menunda aktivitas investasi sampai adanya katalis positif baru."

Di samping itu, nilai tukar rupiah yang semakin melemah juga kian memicu kekhawatiran pelaku pasar. Dalam jangka panjang, bukan tak mungkin pelaku pasar ramai-ramai beralih instrumen investasi ke mata uang. “Saat ini, beli dolar mungkin lebih menguntungkan ketimbang beli saham,” sindir Thendra.

Senada dengan itu, analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan indeks tidak mengikuti tren penguatan yang terjadi di bursa regional karena rupiahnya masih lemah. "Rupiah galau akibat penguatan dolar yang terjadi setelah keputusan pengurangan stimulus The Fed (tapering)."

Pergerakan rupiah yang kian terseret penguatan dolar di pasar domestik membuat pelaku pasar cenderung tidak agresif dalam melakukan aksi beli. "Malah di kalangan pelaku pasar sendiri banyak yang menjual saham dan reksadana-nya untuk membeli dolar," Satrio melanjutkan.

Menurut dia, tekanan pelemahan rupiah baru mulai reda bila neraca perdagangan mulai surplus tiga bulan berturut-turut. Selain itu, investor asing belum konsisten beli karena pertumbuhan ekonomi mulai turun dan mengantisipasi fraksi harga baru di bursa efek mulai tahun depan.

Menurut Satrio, tren turun pada IHSG akan berakhir apabila pada pergerakan hari ini IHSG mampu ditutup di atas resisten pertama pada 4.205. "Tren jangka pendek IHSG bakal berubah menjadi tren naik jika IHSG mampu membuat level tertinggi di atas 4.257."

Penguatan yang terjadi pada bursa Dow Jones tadi malam menjadi katalis positif di bursa Asia. Hingga pukul 11.15 WIB, Nikkei 225 naik 0,79 persen, Hang Seng menguat 0,94 persen, Strait Times naik 0,42 persen, dan bursa Korea menguat 0,38 persen.

Analisis           :
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali bergerak anomali melawan pergerakan bursa regional yang hampir semuanya positif. Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG turun 12 poin (0,23 persen) ke level 4.178,66. Pergerakan rupiah yang kian terseret penguatan dolar di pasar domestik membuat pelaku pasar cenderung tidak agresif dalam melakukan aksi beli. Tren jangka pendek IHSG bakal berubah menjadi tren naik jika IHSG mampu membuat level tertinggi di atas 4.257.


Sumber            :
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/24/092539864/Anomali-IHSG-Akibat-Pelemahan-Rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar