Ekonom Tak Yakin
`Keep Buying Strategy` Sukses
Sejumlah ekonom
mempertanyakan strategi pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi melalui
`keep buying strategy`. Menurut mereka, menggenjot konsumsi ketika mayoritas
barang masih diimpor justru tak menyelesaikan masalah.
"Yang dimaksud strategi itu apa? Terus memberikan stimulus untuk konsumsi barang-barang impor?" kata Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual kepada Tempo, Senin, 19 Agustus 2013.
David menyebutkan, barang-barang yang dikonsumsi masyarakat kebanyakan masih impor, dari pangan, elektronik, hingga otomotif. Tingginya impor itulah membuat tekanan pada transaksi berjalan Indonesia. Defisit ini membuat rupiah terus melemah sejak akhir 2011. "Soalnya kita impor semua," kata David.
Seharusnya, kata dia, pemerintah mencari strategi untuk meningkatkan produksi di sektor yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat punya daya beli. Ia misalnya menyambut baik adanya insentif pajak untuk sektor padat karya, tapi insentif itu tak bisa diterapkan seterusnya. "APBN takutnya jebol," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistyaningsih mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia berbeda dengan Cina. Strategi `Keep Buying Strategy`, kata Lana, tepat diterapkan negara tirai bambu itu karena mereka bisa memproduksi semuanya di dalam negeri.
Menurutnya, untuk mempertahankan daya beli masyarakat, yang perlu dilakukan pemerintah adalah meredam inflasi. "Inflasi harus dibenahi, dikontrol sehingga kembali ke normal. Harga daging sapi bisa tidak turun ke Rp 75 ribu?" kata Lana.
"Yang dimaksud strategi itu apa? Terus memberikan stimulus untuk konsumsi barang-barang impor?" kata Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual kepada Tempo, Senin, 19 Agustus 2013.
David menyebutkan, barang-barang yang dikonsumsi masyarakat kebanyakan masih impor, dari pangan, elektronik, hingga otomotif. Tingginya impor itulah membuat tekanan pada transaksi berjalan Indonesia. Defisit ini membuat rupiah terus melemah sejak akhir 2011. "Soalnya kita impor semua," kata David.
Seharusnya, kata dia, pemerintah mencari strategi untuk meningkatkan produksi di sektor yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat punya daya beli. Ia misalnya menyambut baik adanya insentif pajak untuk sektor padat karya, tapi insentif itu tak bisa diterapkan seterusnya. "APBN takutnya jebol," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistyaningsih mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia berbeda dengan Cina. Strategi `Keep Buying Strategy`, kata Lana, tepat diterapkan negara tirai bambu itu karena mereka bisa memproduksi semuanya di dalam negeri.
Menurutnya, untuk mempertahankan daya beli masyarakat, yang perlu dilakukan pemerintah adalah meredam inflasi. "Inflasi harus dibenahi, dikontrol sehingga kembali ke normal. Harga daging sapi bisa tidak turun ke Rp 75 ribu?" kata Lana.
Analisis :
Ekonom Samuel
Sekuritas, Lana Soelistyaningsih mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia
berbeda dengan Cina. Strategi `Keep Buying Strategy`, kata Lana, tepat
diterapkan negara tirai bambu itu karena mereka bisa memproduksi semuanya di
dalam negeri. Menurutnya, untuk mempertahankan daya beli masyarakat, yang perlu
dilakukan pemerintah adalah meredam inflasi. "Inflasi harus dibenahi,
dikontrol sehingga kembali ke normal.
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/19/092505587/Ekonom-Tak-Yakin-Keep-Buying-Strategy-Sukses
Tanggal :28 oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar