Senin, 28 Oktober 2013

Ekonomi Indonesia Tercepat Kedua di G20 (Tulisan 4 Softskill)


Ekonomi Indonesia Tercepat Kedua di G20

Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi turun oleh ADB ke level 5,7 persen, Indonesia tetap tumbuh kedua tertinggi di antara negara G20. "Kalau angkanya sekarang Indonesia dia taruh berapa? 5,7 persen, India dia taruh berapa? Kalau tidak salah 4,4 persen, kemudian Cina turun jadi 7 persen. Indonesia tetap the second fastest growing economy di antara anggota G20," kata Chatib di DPR, Rabu malam, 2 Oktober 2013.

Bank Pembangunan Asia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara dan kawasan, termasuk Indonesia. ADB memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,7 persen pada 2013. Angka ini lebih rendah dibanding prediksi lembaga itu pada April 2013. Ketika itu, Indonesia diprediksi masih bisa tumbuh 6,4 persen. ADB juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 dari 6,6 persen menjadi 6 persen.

Chatib menilai revisi oleh ADB itu merupakan hal yang wajar. "Kalau pertumbuhan ekonomi Cina diturunkan, biasanya semua negara di-revise down," ujarnya. Pemerintah Indonesia, kata dia, juga sudah menyesuaikan targetnya dengan kondisi ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Cina dan India. "Sudah, mudah-mudahan tidak lebih lambat lagi," katanya.

Ditanya soal kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas ekonomi, Chatib menjelaskan, pemerintah masih mau meninjau kondisi pasar. "Kami lihat dulu dosisnya. Kalau situasi market sudah stabil, tidak perlu banyak tambah-tambah. Tapi kita sudah menyiapkan langkah-langkanya," ucapnya.

Di luar itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui jalur investasi, Chatib menjelaskan, pemerintah akan segera merilis daftar negatif investasi yang baru pada Oktober 2013. "Itu akan lebih investor friendly," katanya.

Analisis                       :
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi turun, Indonesia tetap tumbuh kedua tertinggi di antara negara G20. Indonesia diprediksi masih bisa tumbuh 6,4 persen. ADB juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 dari 6,6 persen menjadi 6 persen. Selain itu, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui jalur investasi pemerintah akan segera merilis daftar negatif investasi yang baru pada Oktober 2013.


Tanggal                      : 28 oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar