Selasa, 29 Oktober 2013

Krisis Global Masih Mengancam Indonesia (Tulisan 8 Sotfskill)


Krisis Global Masih Mengancam Indonesia

Indonesia masih akan menghadapi tantangan ekonomi global walaupun pertumbuhan ekonomi berada dalam koridor yang positif. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, situasi ekonomi global yang tidak menentu masih akan menjadi tantangan dalam beberapa waktu mendatang.

"Pembangunan ekonomi memiliki tantangan baru yaitu situasi ekonomi dunia yang kurang menggembirakan. Diperlukan kesiapan mental dan kebijakan yang tepat sebagai langkah antisipatif untuk menghadapi ketidakpastian global, kebijakan yang diambil harus tepat dan terukur," katanya saat membacakan pidato kenegaraan jelang hari Kemerdekaan di gedung DPR, Jumat, 16 Agustus 2013.

SBY juga mengatakan dalam menghadapi ketidakpastian global, sangat penting untuk menarik pengalaman di saat krisis 2008-2009. Pengalaman ini harus dijadikan strategi dalam menghadapi krisis global yang masih terus mengancam.

"Koordinasi antar otoritas fiskal, moneter dan sektor riil juga penting. Pemerintah juga terus memperbaiki kinerja transaksi berjalan, penguatan ekspor serta perbaikan iklim investasi," katanya. Selain itu, optimalisasi penyerapan anggaran juga akan menjadi salah satu strategi dalam mengatasi gejolak internal.

Dalam pembacaan pidato kenegaraan tersebut, SBY juga mengapresiasi kinerja ekonomi Indonesia yang tetap bertahan di tengah ancaman krisis global. Menurut dia, daya beli yang terus meningkat, peningkatan jumlah kelas menengah, serta pertumbuhan ekonomi yang dijaga pada level 5-6 persen menjadi bukti pencapaian kinerja ekonomi Indonesia.

"Ekonomi tumbuh berkesinambungan. Daya beli meningkat, kelas menengah bertambah. Stabilitasi fiskal dan moneter terjaga. Sejumlah gejolak internal seperti lonjakan harga minyak, krisis finansial dan global bisa dihadapi secara baik," katanya. Dengan kinerja tersebut, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia diprediksi mencapai US$5000 pada akhir 2014.
Analisis           :                                                    
situasi ekonomi global yang tidak menentu masih akan menjadi tantangan dalam beberapa waktu mendatang. Pemerintah juga terus memperbaiki kinerja transaksi berjalan, penguatan ekspor serta perbaikan iklim investasi. SBY juga mengapresiasi kinerja ekonomi Indonesia yang tetap bertahan di tengah ancaman krisis global. Menurut bapak SBY daya beli yang terus meningkat, peningkatan jumlah kelas menengah, serta pertumbuhan ekonomi yang dijaga pada level 5-6 persen menjadi bukti pencapaian kinerja ekonomi Indonesia.


Tanggal          : 29 oktober 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar